Perjalanan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka adalah sejarah perjuangan melawan segala bentuk penindasan di bumi pertiwi. Kolonialisme untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia menimbulkan kegetiran hidup dan perlakuan yang tidak adil bagi bangsa Indonesia. Superioritas bangsa penjajah yang melakukan proses dehumanisasi merupakan derita pahit yang harus terus dialami oleh bangsa ini. Kegetiran hidup yang terus dialami oleh bangsa ini akhirnya terakumulasi dalam ingatan sehingga bangsa ini menyadari kolonialisme harus dilawan!!!
Perjuangan bangsa Indonesia melawan segala bentuk ketidakadilan yang dibawah para bangsa penjajah pada dasarnya merupakan perjuangan oleh semua pihak yang merasakan kegetiran hidup akibat dari penindasan tersebut. Tanpa memandang latar belakang ras, agama, maupun suku semua berjuang untuk terlepas dari proses dehumanisasi para penjajah. Upaya melawan kolonialisme adalah upaya semua golongan untuk menikmati anugerah kemanusiaanya. Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan mengajarkan pada generasi kita bahwasanya kemerdekaan ini diraih karena perjuangan seluruh bangsa Indonesia, perjuangan ini tidak dimonopoli oleh golongan tertentu saja.. Proklamasi kemerdekaan yang dibacakan para founding father bangsa ini harusnya menjadi agenda yang patut dirayakan. Pembacaan proklamasi kemerdakaan menjadi titik tonggak bangsa Indonesia terlepas dari kolonialisme yang berupaya merampas kekayaan dan hak hidup bangsa ini. Tapi perjuangan para pendahulu kita tidak berhenti sampai disitu, perjuangan ini harus terus terekam diingatan kita bahwa kolonialisme tidak boleh menagakat ditanah ini dan merampas kekayaan bangsa ini.
Seiring berjalanya waktu upaya merebut dan mengeksploitasi kekayaan dan hak hidup bangsa ini mencoba kembali dan bahkan telah mengakar dengan wajah baru. Neokolonialisme menggunakan wajah baru dengan dalih liberalisasi perdagang. Dengan dalih liberalisasi membuat semua aspek kehidupan tunduk pada logika capital. Kekayaan bangsa yang harusnya diperuntukkan untuk kemakmuran bangsa ini telah tunduk kepada para penguasa capital. Negara sebagai institusi yang pada dasarnya dibentuk untuk mensejahterahkan masyarakat, para birokrat pemegang kebijakan justru berselingkuh dengan para korporat-korporat untuk mengeruk kekayaan bangsa ini dan meninggalkan kepedihan bagi masyarakat. Pada dasarnya jeratan neokolonialisme/neoliberalisme menemukan pintu masuknya di Indonesia dimulai dengan naiknya rezim orde baru lewat kebijakannya melegalkan investasi asing di tanah Indonesia. Hal ini menjadi ironi karena neoliberalisme dan neokolonialisme sebelumnya sangat ditolak oleh kepemimpinan founding father kita.
Korporatokrasi; perselingkuhan birokrasi dan korporasi yang mewujud pada kebijakan yang berpihak pada korporat merealitas pada kebijakan pemerintah kota Makassar. Proyek reklamasi dan penggusuran menggambarkan secara tepat perselingkuhan ini. Kebijakan ini menimbulkan kegetiran dan pahitnya hidup bagi masyarakat kota Makassar dan menguntungkan para korporat. Kondisi ini harusnya menyadarkan kita bahwasanya kolonialisme dengan wajah baru itu masih ada, dan harusnya realitas tersebut menghentak kita untuk sama-sama berjuang melawan bentuk penindasan tersebut. HMI sebagai sebuah organisasi perjuangan harusnya ikut berperan besar dalam mengawal kondisi ini. Kesadaran untuk berjuang harusnya hadir dalam setiap pemahaman kader bahwa ada tanggung jawab intelektual yang mereka emban dalam pundak mereka. Membangun jaringan perjuangan dengan organ-organ kemahasiswaan yang memiliki basis ideologis yang sama merupakan hal yang urgen untuk menguatkan perjuangan semata-mata bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.