Dewasa ini, kita melihat betapa seringnya fenomena-fenomena aneh yang terjadi di Indonesia. Seperti misalnya kasus keagamaan yang marak terjadi akhir-akhir ini disebabkan tingginya sentimen keagamaan pada masyarakat Indonesia. Sehingga hal-hal seperti ibadah seringkali terganggu karena sentimen agam, bahkan tak jarang beberapa ibadah suatu agama dicekal karena tak mendapatkan izin .
Praktik bernegara yang kita jalani ini sangat banyak ragam budaya yang kita miliki, dan keseluruhan budaya itu perlu didasarkan oleh sebuah semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk mempertegas pandangan keragaman dan kebersamaan kita.
Salah satu penyebab merosotnya nilai-nilai moral ditengah masyarakat adalah kurangnya penanaman nilai-nilai pluralitas kepada masyarakat Indonesia itu sendiri seperti misalnya menegaskan bahwa suatu perbedaan pada manusia itu niscaya. Hal-hal seperti ini kemudian perlu dijamin oleh negara dalam rangka mengawal majority rule dan menjaga minority right.
Ali Syari’ati dalam bukunya Paradigma Kaum Tertindas, mengatakan ada lima faktor yang membentuk pribadi seseorang. Faktor pertama adalah ibunya yang memberikan kepadanya struktur dan dimensi ruhaniahnya, faktor kedua adalah ayahnya, faktor ketiga adalah sekolahnya, faktor keempat ialah masyarakat dan lingkungan, semakin kuat lingkungannya maka semakin besarlah pengaruh edukatifnya atas seseorang. Dan terakhir faktor kelima yang membentuk kepribadian ialah kebudayaan umum masyarakat ataupun kebudayaan umum dunia secara keseluruhan.
Itulah kemudian mengapa penting untuk memperkuat, mensosialisasikan, dan mengantarkan budaya tentang pluralitas yang ada di Indonesia ini kepada masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan masif. Agar kiranya bangsa Indonesia ini bisa sadar kepada dirinya bahwa ada tanggung jawab yang ia pikul sebagai masyarakat. Bahwa dalam kehidupan keberagaman merupakan hal yang niscaya, bahkan Tuhan pun meniscayakan hal tersebut. Pentingnya memberikan sikap toleransi agar dapat menerima perbedaan pada masyarakat kemudian hal yang menjadi urgent untuk masyarakat Indonesia saat ini.