Jarum jam tepat mengarah pukul 23.30 Wita (Waktu Indonesia Bagian Tamalanrea). Pada saat itu, gemuruh asap rokok mengepul ibarat kekuatan yang dirakit oleh sekelompok oposisi. Sesak, hampir tak ada celah untuk memandang dan bernafas. Hebatnya, dalam ruangan yang tergolong kecil ini jika dibandingkan dengan Warung Kopi pada umumnya, tak ada satu pun entitas manusia yang terlihat menderita karena kondisi dan momen seperti penjelasan sebelumnya. Hanya ada dua fenomena yang terjadi, yaitu manusia yang Pra Kasmaran dan Kasmaran (pilihan dalam kategori manusia bahagia).
Jika kita menjumpai beberapa Warung Kopi yang di huni oleh para aktivis, dan orang-orang yang membicarakan kebenaran tanpa melalui tingkatan defenisi, mereka terlihat bingung dengan Negaranya, Agamanya, pekerjaannya, dan bahkan pacarnya sendiri. Sebab, dari awal mereka berdiskusi dalam koridor defenisi yang berbeda, jadinya ya debat kusir. Sangat berbeda dengan atmosfer yang hidup di Kopipedia.
Kopipedia adalah sarana berkumpulnya manusia yang selalu berpikir dan bergerak atas nama kemanusiaan, bukan atas nama secangkir kopi dan nasi bungkus. Di setiap meja itu seringkali juga kami membicarakan perihal kesepian, keheningan, dan sesuatu yang bermakna sangat menyedihkan. Tetapi semua berjalan dengan sangat bahagia, tak ada satupun dari kami yang terjebak dalam trend pusaran itu karena kami hanya sebatas membicarakan duka setiap orang yang tak sempat mencium wanginya Kopi buatan kakanda eko (cowok paling tegar, tak pernah bersedih walaupun pinjaman menumpuk). Kesepian yang kerap menjadi bahan diskusi kita adalah sesuatu yang banyak terjadi pada manusia modern, buah dari ego yang terluka. Mengapa banyak menimpa manusia modern? khususnya Masyarakat kota dan Kaum Urban karena mereka menisbahkan bangunan atau konstruksi psikologis dari eksitensinya kepada variabel eksternal. Misalnya pada perhatian dan support orang lain diluar dari dirinya sendiri; seperti teman, pacar, atasan, senior, dan lain-lain.
Pokoknya manusia jenis ini berpegangan pada adigium “Kamu menganggapku, Maka aku ada”. Penyakit psikologis seperti ini menganggap keadaan kesepian lebih dominan mengandung konotasi negatif. Menganggap dirinya tidak ada, tidak eksis, dan merasa hidup dalam kehampaan dan kesia-siaan. Semacam lubang hitam (black hole) dalam ego individu yang kerjaannya mau menghisap secara mati-matian energi individu lain yang ada disekitarnya.
Kembali pada paragraf pertama, bahwa lingkungan Kopipedia hanya ada dua fenomena manusia, yaitu manusia Pra Kasmaran dan Kasmaran. Kedua jenis manusia ini wajib membicarakan kesepian orang lain. Wajar mereka manusia yang diselimuti oleh kata Kasmaran. Manusia Pra Kasmaran ialah mereka yang tiap malam ngopi, berpikir dan bergerak di ruangan itu, hanya di ruangan itu. Sedangkan manusia Kasmaran ialah mereka yang tiap malamnya betah duduk sendiri. Merenungi waktu, tak peduli dengan jeritan handphonenya. Bos Besar, Kakandaku, hanya itu yang terlihat sekilas ketika melirik ke layar sentuhnya. Tak ada tulisan lain, contohnya Pacarku, Andalanku. Mereka tak peduli, yang dibutuhkan hanya waktu sendiri. Mau dipecat pun tak peduli, toh yang punya perusahaan itu dirinya sendiri. Bukannya beranjak, eh malah memesan secangkir Kopi lagi. Ah begitulah lingkungan Kopipedia, sebagai pecinta Kopi, Haram baginya untuk diganggu waktunya meminum Kopi.