Periode yang kompetitif ini semakin menampakkan dirinya bahwa Pemuda yang “lemah” atau minim keterampilan akan dikunyah dan dikoyak-koyak. Sebab ambisius, idealis, dan semangat pantang menyerah tidak cukup untuk dijadikan pisau dalam membedah zaman. Pemuda harus mapan kapasitas, lebih inovatif, memiliki spirit kemandirian berbasis Bhinneka Tunggal Ika yang wajib dijadikan sebagai kekuatan baru atau Daya Sainmm sangat tidak relevan lagi jika hanya dijadikan sebagai faktor pendorong (pasif) untuk melahirkan Daya Saing, tetapi harus terlibat aktif sebagai subjek agar menjadi teladan. Artinya Pemuda yang Berdaya Saing dengan otomatis menunjukkan kembali “Karakter Pribadi” masyarakat Indonesia yang sesungguhnya, dan syarat pokoknya adalah mengaktualisasikan nilai Pancasila dalam bentuk perilaku, jangan kebanyakan santuy dan nyinyir soal cebong, kampret, hingga menjelma menjadi bucin cuy. Itu saja!